Add caption |
Karena rasa takutnya terhadap “Allahu Akbar”, mereka menyangka bahwa “Allahu Akbar” adalah salah satu jenis roket. Kemudian mereka mencari senjata penangkal roket Allahu Akbar. Di stasiun televisi Rusia, salah seorang prajurit yang baru kembali dari Kabul diwawancarai. “Bagaimana keadaan kalian?” Maksudnya bagaimana keadaan pasukan Rusia di Kabul. Ia menjawab, “Ketika kami mendengar suara Allahu Akbar, kami terkencing di celana.”
Jangan dikira bahwa tentara Rusia menarik mundur pasukannya atas dasar kerelaan hati mereka. Mereka sebenarnya telah berupaya sekuat daya untuk tetap bertahan di Afghanistan, namun mereka tidak mampu. Mereka tak mungkin tetap tinggal. Mereka tak mungkin tetap bercokol kecuali kalau mereka mampu menumbuhkan keberadaan singa di dalam hati setiap prajuritnya. Keadaan mereka sangat lemah.
Mental mereka tidak patuh. Ketika penarikan mundur pasukan Rusia, seorang panglimanya mengadakan acara jumpa pers di daerah Tirmidz, di sepanjang perbatasan sungai Jihon. Tirmidz adalah negeri kelahiran Imam At-Tirmidzy. Ia mengatakan, “Ini adalah hari yang sudah kami tunggu-tunggu sejak beberapa tahun yang lalu.” Demikianlah keadaan (moral) panglima pasukan yang mundur dari medan perang, tapi seperti inikah keadaan (moral) panglima pasukan yang bertempur? Sementara itu, Gorbachev sendiri sudah mengakui bahwa intervensi mereka ke Afghanistan merupakan suatu kesalahan. (kiblat)
0 Komentar