Showing posts with label pendidikan. Show all posts
Showing posts with label pendidikan. Show all posts

Konsep Memperbaiki Karakter dalam Islam

11:18:00 AM Add Comment
Alhamdulillah, acara tabligh Akbar dg tema "Memperbaiki Sebuah Karakter" bersama Dr. Syafiq bin Reza Basalamah, MA berjalan dg lancar. Tanpa terduga, peserta membludak di luar dugaan walau tanpa publikasi.

Berikut ini ringkasan materi yg disampaikan oleh Ustadzuna Syafiq bin Reza Basalamah. Semoga bermanfaat bagi saudara2 kami, terutama yg tidak hadir.

illustrasi

1. Pendidikan yg sesungguhnya bukan hanya sekedar nilai dan gelar yg diraih, tetapi yg membuahkan pribadi dan karakter mulia.

2. Islam bukan hanya membahas masalah ibadah semata, tetapi juga menekankan pendidikan karakter/akhlak mulia, bahkan Nabi diutus bertujuan untuk menyempurnakan akhlak.

3. Urgensi Karakter

A. Ditinggikan derajatnya
Rasulullah pernah bersabda:
«إِنَّ اْلمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ اْلصَّائِمِ الْقَائِمِ»
“Sungguh seorang mukmin dapat meraih derajatnya orang yang shalat dan puasa karena akhlaknya yang bagus.” (HR Abu Dawud: 4798, al-Hakim 1/60, Ibnu Hibban: 1927, dinyatakan “shahih” oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 795)

B. Dimudahkan masuk surga
Jalan menuju surga sangat banyak, di antaranya adalah dengan berakhlak mulia. Berdasarkan hadits:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ اْلنَّاسَ اْلجَنَّةَ، قَالَ: «تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ اْلخُلُقِ».
Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah pernah ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga, beliau menjawab, “Taqwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” (HR at-Tirmidzi: 2004, Ibnu Majah: 4246, Ahmad 2/291, Ibnu Hibban: 476, al-Hakim 4/324, dinyatakan “hasan” oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 977)

C. Orang yang paling dicintai dan dekat dengan Nabi pada hari kiamat
Berdasarkan sabda Nabi n\:
«إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ اْلقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا».
“Sesungguhnya orang yang paling cinta kepadaku dan orang yang paling dekat kedudukannya dariku pada hari kiamat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR at-Tirmidzi: 2018, dinyatakan “hasan” oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 791)

D. Paling dicintai oleh Allah
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ شَرِيْكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كُنَّا جُلُوْسًا عِنْدَ اْلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأَنَّمَا عَلىَ رُؤُوْسِنَا اْلطَّيْرُ، مَا يَتَكَلَّمُ مِنَّا مُتَكَلِّمٌ إِذْ جَاءَهُ أُنَاسٌ فَقَالُوْا: مَنْ أَحَبُّ عِبَادِ اللهِ إِلىَ اللهِ؟ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ أَخْلَاقًا».
Dari Usamah bin Syarik dia berkata, “Suatu ketika kami sedang duduk-duduk di sisi Nabi, seolah-olah di atas kepala kami ada seekor burung hingga tidak ada seorang pun yang berani bicara, tiba-tiba datang sekelompok orang bertanya kepada Nabi n\, “Siapakah hamba Allah yang paling dicintai oleh-Nya?” Nabi n\ menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” (HR ath-Thabrani dalam al-Kabir: 471, berkata al-Imam al-Haitsami dalam Majma‘ Zawa’id (8/24), “Para perawinya rawi yang shahih.”)

E. Memberatkan timbangan
Akhlak mulia merupakan amalan yang terpuji. Berdasarkan hadits:
عَنْ أَبِيْ اْلدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ اْلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا مِنْ شَيْءٍ أثَقَلُ فِيْ الْمِيْزَانِ مِنْ حُسْنِ اْلخُلُقِ».
Dari Abu Darda’ bahwasanya Nabi bersabda, “Tidak ada yang lebih berat pada timbangan seorang hamba pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia.” (HR Abu Dawud: 4799, at-Tirmidzi: 2002, Ahmad 6/446, Ibnu Hibban: 481, dinyatakan “shahih” oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 876, Shahih Adab Mufrad: 204)

Dan masih banyak lagi keutamaan2 lainnya.

Source: Facebook Baharudin Sila Albimai

Kiat Merubah Karakter Menurut Islam

11:13:00 AM Add Comment
Kiat Merubah Karakter
Karakter itu yg bawaan asli, ada juga yg perlu usaha memperbaiki. Kita tidak boleh berpangku tangan begitu saja.

illustrasi

Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk meraih akhlak yang mulia, di antaranya adalah sebagai berikut:

A. Berdo‘a
Nabi kita yang mulia tidak diragukan lagi adalah orang yang paling bagus akhlaknya. Namun, beliau masih meminta kepada Allah agar dianugerahi akhlak yang mulia. Beliau membaca do‘a:
«اَللّٰهُمَّ اهْدِنِيْ لِأَحْسَنِ اْلأَخْلَاقِ لَا يَهْدِيْ لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ».
“Wahai Allah, tunjukilah aku kepada akhlak yang paling baik, tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau, jauhkanlah dariku akhlak yang jelek tidak ada yang dapat menjauhkannya kecuali Engkau.” (HR Muslim: 771)

B. Training
Kesungguhan diri untuk berusaha meraih akhlak yang mulia merupakan faktor penentu; karena itu, Allah q\ akan membukakan jalan bagi yang bersungguh-sungguh.
Contoh, santri atau anak membiasakan diri untuk shodaqoh, bantu orang yg membutuhkan dan lain sebagainya.

C. Menuntut ilmu
Orang yang senantiasa membaca dan merenungi al-Qur’an dan as-Sunnah berupa ayat-ayat dan hadits Nabi yang menganjurkan akhlak mulia, dia akan berusaha untuk merealisasikan hal tersebut; berbeda dengan orang yang hatinya telah mati ia akan berpaling dan angkuh dari mengamalkan kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah.

D. Berteman dengan orang yang baik akhlaknya
Rasulullah bersabda:
«الرَّجُلُ عَلىَ دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ».
“Seseorang dipandang dari agama temannya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi temannya.” (HR Abu Dawud: 4833, at-Tirmidzi: 2378, Ahmad 2/303, al-Hakim 4/171; Lihat ash-Shahihah: 928 oleh al-Albani)

E. Mencari Kekurangan
Mencari Kekurangan diri sendiri sebagai bahan evaluasi dan memperbaiki, caranya:
1. Duduk di depan ustadz
2. Mencari teman jujur
3. Menerima kritikan musuh

Source: Facebook Baharudin Sila Albimai

Akibat Salah Mendidik Anak

9:06:00 PM Add Comment
Trendtv.Website - Mungkin saat itu anak pertama usia 4 atau 5 tahun. Komunikasi tentu saja lancar. Saat bertamu di rumah tetannga, kami disuguhi teh. Anak siap mau minum karena memang tak panas2 amat. Dia menerawang gelas teh dengan cara mengangkatnya dan memeriksa isinya.

illustrasi

Dia teriak-teriak kepada ibunya, "Ma.... ini ada kotorannya."
"Kotoran apa? Itu bersih Nak..." Sambil menahan malu kepada tuan rumah.
"Ini Ma.... Ada kaki semut," katanya yakin.
Kami pun tersenyum. Memang kaki semut kelihatan to Nak?

Beginilah resikonya kami mendidiknya terlalu menjaga kebersihan. Bahkan karena kami selalu mendidiknya untuk pipis di dalam toilet dan sama sekali tidak pernah pipis di luar toilet, kami pun kelabakan saat bepergian dari Solo ke Banyuwangi, sementara bis tidak ada toiletnya waktu2 itu. Bahkan ketika bis berhenti di pinggir persawahan dan dia kami suruh pipih di alam terbuka, dia pun sama sekali ndak mau dan ndak bisa pipis. Tangis makin keras. Setelah kami bujuk2, barulah dia bisa pipis.

Beginilah resikonya kami mendidiknya terlalu menjaga kebersihan. Bahkan karena kami selalu mendidiknya untuk pipis di dalam toilet dan sama sekali tidak pernah pipis di luar toilet, kami pun kelabakan saat bepergian dari Solo ke Banyuwangi, sementara bis tidak ada toiletnya waktu2 itu. Bahkan ketika bis berhenti di pinggir persawahan dan dia kami suruh pipih di alam terbuka, dia pun sama sekali ndak mau dan ndak bisa pipis. Tangis makin keras. Setelah kami bujuk2, barulah dia bisa pipis.

Terkadang di balik kebaikan yang hendak kita tanamkan kepada anak2 pun masih mendatangkan resiko lain.

Source: Facebook Kathur Suhardi