Setelah setoran saya bertanya kepada beliau,
illustrasi, anak kecil membaca Al Quran |
“Syekh, untuk murajaah baiknya berapa juz perhari?”
“Minimal 5 juz” jawab beliau dengan cepat
5 juz ya… Saya 1 juz pun kadang kala masih sulit, kata saya di dalam hati.
“Waktunya kapan, Syekh?” tanya saya lagi
“Kapan saja. Gak perlu banyak waktu kok. 1 Jam cukup” kata Syekh.
“1 Jam 5 Juz?” tanya saya dengan heran
“Kenapa? Jangankan 5 juz. 1 Jam 10 Juz pun cukup” kata Syekh Asran
“Mustahil…” kata saya sambil tertawa
“Mustahil? Saya biasa kok…”
“Bagaimana bisa?” saya semakin takjub
“Saya kasih contoh. Kalau ada yang berangkat ke Jakarta naik kuda, yang satunya naik bis, satunya naik kereta, satunya naik pesawat. Mana yang paling cepat sampai?”
“Tentu yang pakai pesawat”
“Betul. Kullamaa kamulatil quwwah, iqtarabatil masaafah. Semakin sempurna kekuatan sebuah kendaraan, semakin dekat perjalanan” kata Syekh Asran.”Begitu pula dalam menghafal Al Quran. Semakin kuat hafalan, maka akan semakin singkat waktu yang kita perlukan dalam murajaah”
“Ya Syekh, itu murajaah sejam 5 juz-10juz dengan bersuara atau tidak (dalam hati saja)?” tanya saya semakin penasaran.
“Dengan bersuara” jawab beliau.. “Nah dengar ya, saya contohkan..”
Lalu Syekh Asran membaca dengan hafalan 1 rubu’ surah Ali Imran itu dengan cepat, bacaannya jelas dan tajwidnya pun tepat.
“Nah, saya bisa selesai 1 rubu dalam waktu kurang dari 1 menit” kata beliau setelah selesai membacanya.
“Kalau 1 rubu’ bisa saya baca dalam kurang dari 1 menit, itu berarti untuk baca 1 juz saya hanya perlu waktu 7 menit” kata Syekh Asran yang membuat saya semakin takjub, seakan tidak percaya, tapi saya lihat hal ini benar-benar di depan mata saya.
syekh-asran
Syekh Asran (jubah hitam imamah azhar warna putih)
Saya mulai berfikir dalam hati. Kalau satu juz 7 menit, maka 5 juz cukup 35 menit. Satu jam lebih 10 menit selesai 10 juz. Ternyata satu jam memang cukup untuk membaca 10 juz.
“Saya biasa kok saya khatam dua kali dalam sehari” kata Syekh Asran lagi yang membuat hati semakin bergelora.
“Ya Syekh, apakah kelancaran hafalan antum dengan bacaan riwayat lainnya, seperti lancarnya antum membaca dengan riwayat Hafsh?” tanya saya lagi. Sebab saya tau Syekh Asran menguasai riwayat Warasy, Qalun, Abu Amr, Ibnu Katsir, dan riwayat lainnya. Beliau menguasai qiraat asyrah baik yang dari jalur Syathibiyah maupun jalur Thayyibatun Nasyr.
“Setiap kali saya khatam murajaah dengan satu riwayat, saya segera mulai lagi dengan riwayat yang lainnya” jawab beliau sambil tersenyum…
Ikhwah sekalian, 7 menit ternyata sangat berharga kalau kita manfaatkan untuk tilawah dan murajaah Al Quran. Tapi kalau untuk ngobrol dan bermain hape, 7 menit itu sangat sangat kurang dan rasanya seperti tidak ada artinya sama sekali. Satu jam pun rasanya kurang ketika sudah mulai membaca postingan di grup-grup wa dan membaca status orang lain di facebook. Apalagi ketika komentar kita mendapatkan respon, maka tidak putus-putusnya berbalas komen, lengkap dengan emoticon-emoticonnya.
Maka, bila ingin waktu lebih berharga dan hidup berkah, kita mulai dengan menguatkan hati. Kuatkanlah hatimu, simpanlah hapemu itu sesaat saja. Fokuslah dalam tilawah dan murajaah. Berjuanglah memperlancar hafalan, karena kelancaran hafalan adalah kunci kenikmatan.
“Menghafal Al Quran itu nikmat” kata guru saya, Ust Baidun Makenun, “bagi yang hafalannya lancar. Kalau tidak lancar, ya tidak nikmat”
Pulang dari rumah Syekh Asran, semangat saya meletup-letup. Saya jadi semangat murajaah. Target 5 juz perhari, walaupun tidak mesti 5 juz yang berbeda. Bisa saja baca 1 juz diulangi 5 kali sehingga menjadi 5 juz, supaya yang satu juz itu semakin lancar.
Dan saya pun merasakan kenikmatan dan ketenangan yang luar biasa. Beda rasanya satu jam yang dilalui bersama Al Quran dengan satu jam yang dihabiskan bersama facebook dan whatsapp.
Bedanya apa?
Rasakan saja sendiri…
(hafalalquran)
0 Komentar