Demo tolak ahok di kawasan kota tua, Jakarta Barat yang berakhir ricuh, Minggu (18/9/2016). |
Ratna Sarumpaet, pemimpin aksi demo itu yang menceritakan soal letupan senjata api dari arah kerumunan polisi.
Menurut Ratna, kericuhan dimulai saat polisi melarang demonstran berfoto.
Sedangkan beberapa pengunjung kota tua dibiarkam mengambil foto demo tersebut.
Larangan ini membuat demonstran geram. Dari situlah aksi saling dorong terjadi lalu dilanjutkan dengan aksi balu hantam.
Bahkan polisi sempat mengambil speaker di mobil komando demo.
Untuk membubarkan dan memecah belah kerumunan massa. Saat itulah terdengan ada letusan tembakan dari arah polisi.
Massa yang berjumlah 200 orang menjadi kocar kacir, beberapa diantara harus terpisah dari rombongan demonstran.
"Itu tak menyurutkan niat kami untuk menjegal Ahok," cetus koordinator Aksi, Ratna Sarumpaet di kawasan Kota Tua, Pinang Sia, Jakarta Barat, pagi tadi.
"Tidak semua mendengar letusan senjata itu, hanya beberapa orang saja, termasuk saya. Soalnya waktu itu suasana sudah mulai kacau," cerita Ratna.
Saat kekacauan berlangsung, bersama dengan Budi Setiawan dan seorang supir, Ratna kemudian di pertemukan dengan beberapa perwira polisi.
Mereka pun meminta dirinya untuk menyingkir dan tidak melakukan aksi demo di kota tua.
Beberapa polisi juga, kata Ratna, terlihat panik, merazia isi bawaan mobil komando.
"Seperti mencari selongsong peluru," kata Ratna. (tribun)
0 Komentar